Perempuan mana yang tak suka belanja? Pertanyaan ini saya jamin sebagian besar perempuan akan menjawab suka belanja. Ya, kegiatan belanja memang sangat identik dengan kaum prempuan,
walaupun tak jarang saya menemui banyak juga laki-laki yang menenteng berbagai tas belanjaan dan sangat menikmati kegiatan ini. Saya pun termasuk orang yang sangat suka belanja. Bagi saya belanja adalah hal yang menghibur,walaupun hanya sekadar window shopping. Belanja juga dapat mengusir stress karena penat dengan kegiatan yang dilakukan sebelumnya. Namun, meski menyenangkan para penggila belanja harus bijak dalam menyusun anggaran agar tidak terjadi penyesalan yang lebih besar setelah belanja.
walaupun tak jarang saya menemui banyak juga laki-laki yang menenteng berbagai tas belanjaan dan sangat menikmati kegiatan ini. Saya pun termasuk orang yang sangat suka belanja. Bagi saya belanja adalah hal yang menghibur,walaupun hanya sekadar window shopping. Belanja juga dapat mengusir stress karena penat dengan kegiatan yang dilakukan sebelumnya. Namun, meski menyenangkan para penggila belanja harus bijak dalam menyusun anggaran agar tidak terjadi penyesalan yang lebih besar setelah belanja.
Aktivitas belanja bisa dilakukan di manapun, bisa via online, di toko-toko kelontong, supermarket, mal, atau pasar tradisional. Salah satu hal yang tak bisa dipungkiri dalam aktivitas ini adalah mereka para pembeli atau customer selalu membutuhkan wadah atau tas belanjaan. Tas ini seringkali berbahan plastik,bisa tas kresek atau plastik transparan. Plastik memang memiliki berbagai keunggulan, yakni selain ringan dan mudah dibawa plastik juga murah. Namun, kebanyakan masyarakat tidak sadar bahwa banyaknya plastik ini juga mengandung konsekuensi negatif yang cukup membahayakan bagi lingkungan.
Lingkungan yang bersih dan asri tentu akan lebih nyaman jika dibanding dengan lingkungan yang kotor dan banyak sampah berserakan di mana-mana. Seringkali kita menjumpai tempat-tempat umum yang tidak dijaga kebersihannya. Sampah memang menjadi tanggungjawab kita bersama. Meski sudah disediakan tempat sampah, namun masih saja orang-orang membuang sampah sembarangan. Dari sampah-sampah tersebut, sebagian besar diantaranya didominasi oleh sampah plastik.
Banyak saya mendengar di beberapa materi dalam kuliah saya bahwa tas kresek yang terbuat dari plastik merupakan limbah yang sulit untuk terurai atau memerlukan waktu sampai ribuan tahun untuk menguraikannya. Hal ini tentu akan mengganggu keseimbangan alam yang sekarang ini sedang hangat dibicarakan masalah climate change atau perubahan iklim. Dari hal tersebut ada keinginan kecil dalam diri saya bahwa saya harus bisa menekan penggunaan barang yang akan menjadi sampah dan menghemat memakai tas kresek.
Sering saya berjalan-jalan di pasar tradisional sekadar hanya membeli satu atau dua macam sayuran, dan yang saya jumpai adalah mereka para pedagang menawarkan tas kresek tanpa diminta oleh pembeli. Begitu juga pembeli, terkadang hanya membeli sedikit barang yang tidak perlu wadah pun menerima atau meminta tas kresek pada penjual. Tak hanya di pasar tradisional, di supermarket dan mal-mal kebutuhan akan tas kresek juga tak kalah besar. Coba saja kita bayangkan atau hitung dalam angan-angan jika dalam sehari satu pasar ada 1000 pembeli dan 500 dari pembeli tersebut menghemat plastik, belum dari pembeli di supermarket dan mal. Begitu banyaknya lembaran plastik yang akan kita hemat jika dalam satu hari negara ini ada jutaan orang yang menghemat plastik, tentu bumi kita akan lebih bersih. Asumsi saya jika hal ini juga berlaku di seluruh dunia maka bumi kita akan terkurangi kepadatannya oleh sampah.
Menghemat plastik sebenarnya merupakan hal yang tidak susah untuk dilakukan, tetapi tetap saja hal ini perlu sebuah gerakan dan edukasi yang penting diberikan pada masyarakat bahwa satu hal kecil yang kita lakukan akan mempunyai dampak yang besar. Dari hal tersebut, saya dan salah seorang teman berinisatif untuk membuat iklan layanan masyarakat yang mengangkat tentang penghematan sampah plastik. Iklan ini kami maksudkan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dengan lebih menekan penggunaan plastik yang akhirnya akan menjadi sampah. Iklan ini memang hanya untuk tugas,tetapi kami tetap berharap akan ada tindak lanjutnya. Dalam iklan tersebut, kami sengaja mengambil setting gambar di dalam pasar tradisional, diceritakan bahwa seorang pembeli sayur yang menolak tas kresek yang diberikan oleh pedagang. Pembeli tersebut sudah menyiapkan tas belanjaan anyaman yang bisa menampung banyak belanjaan dan bisa terus digunakan. Beberapa pesan yang ingin kami sampaikan pada masyarakat dengan iklan ini adalah bahwa kita dapat ikut menjaga kelestarian bumi walaupun hanya dengan langkah kecil yakni menghemat plastik.
Sesuatu yang besar juga diawali dari hal yang kecil. Seperti kata pepatah bisa karena biasa. Begitu juga dengan upaya penghematan atau penekanan jumlah yang sekecil-kecilnya pada plastik yang menjadi sampah. Hal ini tidak lain untuk menjaga bumi agar lebih aman bagi penghuninya. Sesuatu yang besar tersebut juga harus diawali dengan sebuah gerakan. Satu hal yang ingin saya tiru adalah ketika di sekitar kampus saya sudah banyak jalur sepeda, hal ini berarti pemerintah kota dan kampus tentunya lebih serius untuk mengurangi polusi dari kendaraan bermotor dengan adanya slogan sego segawe, “sepeda kanggo kerjo lan nyambut gawe”. Hal yang sama saya lihat di Koran Jawa Pos yang sangat antusias menyambut gerakan nggowes ini dengan adanya rubrik khusus Cycling Sunday. So, marilah mulai sekarang mulai melakukan gerakan kecil untuk sesuatu yang lebih besar.
No comments:
Post a Comment