Thursday, June 25, 2020

Perempuan Penyeimbang Kehidupan

Benar kiranya ungkapan selalu ada perempuan dibalik kesuksesan laki-laki. Entah ungkapan ini ditujukan untuk menyatakan perempuan sebagai figur penyebab kesuksesan laki-laki, atau hanya ungkapan terimakasih karena kaum hawa telah ikut menyukseskan kepemimpinan kaum adam tersebut.
Walaupun tak jarang sering terdengar ungkapan yang sebaliknya yang menyudutkan perempuan sebagai penyebab kegagalan laki-laki. Namun, pada dasarnya setiap laki-laki atau perempuan adalah sama dimata Tuhan, tak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Namun, ada yang disebut kodrat yang tidak bisa kita tinggalkan. Ada saat-saat dimana perempuan atau laki-laki sama saja, tetapi ada saat-saat dimana itu adalah kodrat sebagai seorang laki-laki dan kodrat seorang perempuan. Kodrat laki-laki sebagai suami dan ayah dalam keluarganya, yang memimpin dan memberi rasa aman sedang kodrat seorang perempuan adalah sebagai ibu yang melahirkan anaknya dan menyayangi tanpa rasa pamrih. Jika kita mampu menerima peran ini dengan legawa, maka keharmonisan akan mudah tercipta dalam setiap keluarga.

Perempuan adalah sosok pejuang di dalam keluarganya. Perjuangannya kerap tidak dipedulikan, padahal dari rahimnyalah hadir pemimpin-pemimpin yang membawa kesejahteraan, pencerahan, dan perubahan ke arah yang lebih baik. Memang perjuangan ini tak tertulis dalam tinta sejarah, tetapi harus diakui bahwa sungguh tak mudah melakukannya. Sehingga miris rasanya jika melihat perempuan dimanapun yang masih mendapat perlakuan tak adil, tak manusiawi, dan dianggap kaum lemah yang tak perlu dibela. Setimpalkah balasan kita terhadap sosok pejuang ini? Sebagai generasi yang diharapkan bangsa, mulailah menghormati pejuang ini dari figur yang paling dekat dengan kita yakni ibu.

Seperti lagu kasih ibu, bahwa kasih ibu sepanjang jalan kasih anak sepanjang galah. Tak berlebihan jika memang kasih ibu tidak dapat terbalaskan. Dan beruntunglah kita terlahir sebagai seorang perempuan yang kelak akan menjadi ibu bagi anak-anaknya, dapat memberikan kehangatan bagi keluarganya adalah berkah yang tak ternilai. Maka tak perlu berkecil hati jika kita bercita-cita menjadi istri dan ibu yang baik bagi suami dan anak yang selalu membawa kesejukan dalam keluarga karena itu sungguh cita-cita yang mulia.

Mengusung istilah kesetaraan gender, di negara kita sepertinya semakin berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan posisi perempuan yang diterima sebagai pemimpin, misalnya ketua RT,RW, bahkan sebagai presiden, pemimpin tertinggi bangsa Indonesia. Namun, ketika ia pulang ke rumah ia sebagai perempuan yang bertugas sebagai istri yang membawa keteduhan bagi suaminya, sebagai ibu yang selalu memberi kehangatan bagi anak-anaknya dan sebagai makhluk Tuhan yang penuh kelembutan. Begitu berat tugas perempuan,sosok yang sangat kuat, tegar, dan ikhlas tetapi masih mampu membawa dirinya dalam pribadi yang hangat dan lembut. Maka tidak berlebihan jika Tuhan memberi keistimewaan baginya yakni surga di telapak kaki ibu.

Mengutip tulisan BJ Habibie dalam bukunya Habibie&Ainun, beliau mengatakan bahwa sang istri selalu memberi keseimbangan dan menciptakan harmoni dalam keluarganya dan dengan kerendahan hati untuk memberi suaminya berjalan di depan. Ungkapan ini begitu tulus keluar dari seorang suami kepada istrinya, tanda cinta dan rasa syukur yang begitu dalam karena dalam setiap kesuksesanya ada seseorang yang selalu mendukung baik suka maupun duka. Benar bahwa peran perempuan dalam sebuah keluarga adalah penyeimbang kehidupan, bagai sinar surya yang kuat namun tetap lembut dan menghangatkan.

No comments:

Post a Comment